PERSIAPAN PEMERAN TEATER
Oleh
muh zulkhairi
Proses dalam teater adalah proses
komunikasi, yaitu proses transformasi informasi antara komunikator dan
komunikan. Komunikasi yang dilakukan oleh komunikator menggunakan dua bahasa
yaitu bahasa verbal dan bahasa non verbal. Bahasa verbal yaitu
bahasa yang berupa kata-kata yang dianut oleh seorang dalam suatu budaya
tertentu. Misalnya bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Inggris dan
bahasa-bahasa lain di dunia. Bahasa tubuh yang biasa disebut dengan gesture
yaitu sikap atau pose tubuh seseorang yang mengandung makna dan
menimbulkan bahasa tubuh (body
language). Bahasa tubuh ini juga dipengaruhi oleh oleh budaya tertentu,
karena bahasa tubuh tidak bersifat universal. Misalnya ‘mengangguk’, di
Indonesia diartikan sebagai persetujuan sedangkan di India diartikan sebagai
penolakan.
Seorang pemeran dalam pementasan
teater menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa verbal yang berupa ucapan-ucapan (
dialog dan monolog) dan bahasa tubuh. Bahasa tubuh yang diperlihat oleh pemeran
bisa berdiri sendiri, dalam artian bahasa tubuh tidak dibarengi dengan bahasa
verbal. Tetapi bisa juga bahasa tubuh sebagai penguat bahasa verbal yang berupa
ucapan (speech) dialog. Ucapan
yang dilontarkan oleh seorang pemeran mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pementasan naskah drama atau teks lakon. Hal ini disebabkan karena dalam
dialog banyak terdapat nilai-nilai yang sangat bermakna. Jika lontaran
dialog tidak sesuai sebagaimana mestinya maka nilai yang terkandung tidak
dapat dikomunikasikan kepada penonton, dan ini merupakan kesalahan yang fatal
bagi seorang pemeran.
Komunikasi verbal yang dilakukan
oleh pemeran memerlukan berbagai persiapan agar kualitas suara yang dihasilkan
dapat mendukung komunikasi. Suara adalah hal lain yang penting dalam kegiatan
seni teater yang menyangkut segi auditif atau sesuatu yang berhubungan dengan
pendengaran. Dalam kenyataannya suara dan bunyi itu sama, yaitu hasil getaran
udara yang datang dan menyentuh selaput gendang telinga. Tetapi dalam konvensi
dunia teater kedua istilah tersebut dibedakan. Suara merupakan produk manusia
untuk membentuk kata-kata, sedangkan bunyi merupakan produk benda-benda.
Suara dihasilkan oleh proses
mengencang dan mengendornya pita suara sehingga udara yang lewat berubah
menjadi bunyi beserta organ artikulasi manusia di dalam mulut maupun hidung,
dan dibedakan dengan bunyi-bunyian lain yang bukan dihasilkan organ artikulasi.
Dalam kegiatan teater suara memengang peranan penting, karena digunakan sebagai
bahan komunikasi yang berwujud dialog. Permainan dialog ini merupakan salah
satu daya tarik dalam membina konflik-konflik dramatik. Kegiatan melontarkan
dialog ini menjadi sifat teater yang khas.
Suara manusia adalah lambang
komunikasi dan dijadikan lambang benda, gerak, rasa dan buah pikiran, baik yang
abstrak maupun yang kongkrit sehingga menjadi alat tukar pikiran untuk
menyampaikan informasi. Unsur dasar dari bahasa lisan adalah suara, dan
prosesnya adalah suara dijadikan kata dan kata-kata disusun menjadi frasa serta
kalimat yang kesemuanya dimanfaatkan dengan aturan tertentu yang disebut
gramatika atau paramasastra.
Pemilihan kata-kata memainkan peranan dalam aturan yang dikenal dengan istilah
diksi. Selanjutnya suara tidak hanya dilontarkan begitu saja tetapi dilihat
dari keras lembutnya, tinggi rendahnya dan cepat lambatnya sesuai dengan
gambaran tentang kondisi dan situasi psikologi, itulah yang disebut intonasi.
Suara juga dipengaruhi oleh hubungan antar otot, hubungan antara apa yang dikatakan
dan bagaimana mengatakannya yang disebut dengan artikulasi.
Latihan Pernafasan
Pernafasan adalah peristiwa
menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta
menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida. Proses menghirup
udara ini disebut inspirasi dan proses menghembuskan udara ini disebut
ekspirasi. Fungsi dari dari pernafasan ini secara fisiologi adalah mengambil
oksigen yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk pembakaran serta
mengeluarkan karbondioksida yang terjadi dari sisa pembakaran, kemudian dibawa
oleh darah ke paru-paru untuk dibuang. Di dalam seni teater, pernafasan
ini berhubungan dengan produksi suara.
1.
Pernafasan Dada
Ciri dari nafas dada adalah pada waktu kita menghirup
udara maka rangka dada terbesar bergerak membesar akibat dari rongga yang
terisi oleh udara yang banyak. Latihlah sampai nafas dada ini terkuasai.
§ Posisi
berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga dada,
tahan, hembuskan. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
§ Posisi
berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga dada,
tahan, dan hembuskan sambil berdesis. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
§ Posisi
berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga dada,
tahan, dan hembuskan sambil membunyikan huruf vokal. Lakukan latihan ini 8 kali
pengulangan.
§ Posisi
berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga dada dan
hembuskan. Latihan ini dilakuan secara cepat antara menarik dan menghembuskan.
§ Variasi
latihan pernafasan dada ini bisa dilakukan dengan cara duduk maupun berbaring
secara santai.
§ Ketika
menghirup nafas, rasakan dan hayati perjalanan udara seolah-olah mulai dari
hidung, kepala, tulang belakang terus sampai ke rongga dada. Ketika
menghembuskan nafas rasakan seolah-olah perjalanan udara itu dari dada,
tenggorokan terus ke mulut.
2.
Pernafasan Perut
Ciri dari nafas perut adalah pada waktu kita menghirup
udara, maka rongga perut akan membesar dan mengeras karena terisi oleh udara
yang banyak. Pernafasan ini juga ditandai dengan naik turunnya sekat diafragma
yang terdapat diantara rongga dada dan rongga perut.
§ Posisi
berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga perut, tahan,
hembuskan. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
§ Posisi
berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga perut,
tahan, dan hembuskan sambil berdesis. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
§ Posisi
berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga perut,
tahan, dan hembuskan sambil membunyikan huruf vokal. Lakukan latihan ini 8 kali
pengulangan.
§ Posisi
berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga perut
dan hembuskan. Latihan ini dilakuan secara cepat antara menarik dan
menghembuskan.
§ Variasi
latihan pernafasan perut ini bisa dilakukan dengan cara duduk maupun berbaring
secara santai.
§ Ketika
menghirup nafas, rasakan dan hayati perjalanan udara seolah-olah mulai dari
hidung, kepala, tulang belakang terus sampai ke rongga perut. Ketika
menghembuskan nafas rasakan seolah-olah perjalanan udara itu dari perut, dada,
tenggorokan terus ke mulut.
3.
Pernafasan Diafragma
Latihan ini fokus nafas diarahkan pada sekat antara
rongga dada dan rongga perut yang disebut dengan sekat diafragma. Ciri dari
nafas diafragma adalah otot-otot sekat diafragma akan menegang, dan otot-otot
samping bagian pinggang akan mengembang ketika kita menghirup udara.
Pernafasan ini sebenarnya gabungan nafas dada dan nafas perut. Latihlah sampai
nafas diafragma ini terkuasai.
§ Posisi
berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga dada dan
rongga perut sehingga sekat difragma mengeras, tahan, hembuskan. Lakukan
latihan ini 8 kali pengulangan.
§ Posisi
berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga dada dan
rongga perut sehingga sekat difragma mengeras, tahan, dan hembuskan sambil
berdesis. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
§ Posisi
berdiri tegak dan tarik nafas panjang langsung alirkan udara ke rongga dada dan
rongga perut sehingga sekat difragma mengeras, tahan, dan hembuskan sambil
membunyikan huruf vokal. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
§ Variasi
latihan pernafasan diafragma ini bisa dilakukan dengan cara duduk maupun
berbaring secara santai.
§ Ketika
menghirup nafas, rasakan dan hayati perjalanan udara seolah-olah mulai dari
hidung, kepala, tulang belakang terus sampai ke rongga perut naik ke rongga
dada sehingga sekat difragma tertekan. Ketika menghembuskan nafas rasakan
seolah-olah perjalanan udara itu dari sekat diafragma, dada, tenggorokan terus
ke mulut.
Senam Persiapan
Perangkat wajah dan sekitarnya,
menjadi titik sentral yang akan dilatih. Dalam olah mimik ini, kita akan
memaksimalkan delikan mata, kerutan dahi, gerakan mulut, pipi, rahang, leher
kepala, secara berkesinambungan. Mimik merupakan sebuah ekspresi, dan mata
merupakan pusat ekspresi. Perasaan marah, cinta, dan lain-lain akan terpancar
lewat mata. Ekspresi sangatlah menentukan permainan seorang aktor. Meskipun
bermacam gerakan sudah bagus, suara telah jadi jaminan, dan diksi pun kena,
akan kurang meyakinkan ketika ekspresi matanya kosong dan berimbas pada dialog
yang akan kurang meyakinkan penonton, sehingga permainannya akan terasa hambar.
1.
Senam Wajah
§ Dahi
dikerutkan ke atas, tahan, dan lepaskan.
§ Arahkan
otot-otot wajah ke kanan, tahan, dan lepaskan.
§ Arahkan
otot-otot wajah ke kiri, tahan, dan lepaskan.
§ Arahkan
otot-otot wajah ke bawah, tahan, dan lepaskan.
§ Buka mulut
selebar mungkin, tahan, dan lepaskan.
§ Bibir
dikatupkan dan arahkan ke depan sejauh mungkin, tahan, dan lepaskan.
§ Bibir
dikatubkan dan arahkan ke kanan sejauh mungkin, tahan, dan lepaskan.
§ Bibir di
katupkan dan arahkan ke kiri sejauh mungkin, tahan, dan lepaskan.
§ Bibir
ditarik ke belakang sejauh mungkin sampai kita meringis, tahan, dan lepaskan.
§ Bibir
dikatupkan dan putar searah jarum jam, terus kearah sebaliknya.
§ Ucapkan u...o...o...o...a... ( huruf o diucapkan seperti pada kata soto), kemudian diucapkan dengan
sebaliknya. Posisi lidah tetap datar pada mulut, tenggorokan tetap terbuka
lebar dan rahang rileks.
§ Ucapkan me...mo...me...mo...me...mo...me...mo...me
(me diucapkan seperti pada kata
medan).
2.
Senam Lidah
§ Lidah
dijulurkan sejauh mungkin, tahan dan tarik sedalam mungkin.
§ Lidah
dijulurkan dan arahkan ke kanan dan ke kiri secara bergantian.
§ Lidah
dijulurkan dan putar searah jarum jam terus kebalikannya.
§ Bibir
dikatupkan, rahang diturunkan dan lidah diputar di dalam mulut searah jarum jam
terus kebalikannya.
§ Lidah
ditahan di gigi seri, terus hentakkan.
§ Membunyikan errrrr................,
errrrrrr................ berulang-ulang. Latihan ini berfungsi untuk
melemaskan lidah.
§ ucapkan
dengan cepat: fud...fud...fud...fud...fud...dah
– fud...fud...fud...fud...fud...dah.
lakukan latihan ini sesering mungkin.
3.
Senam Rahang Bawah
§ Gerakkan
rahang bawah dengan cara membuka dan menutup.
§ Gerakkan
rahang bawah ke kiri dan kanan secara bergantian.
§ Gerakkan
rahang bawah ke depan dan ke belakang secara bergantian.
§ Gerakkan
rahang bawah melingkar sesuai dengan arah jarum jam dan ke arah sebaliknya.
§ Ucapkan
dengan riang, ceria, gembira dan rileks: da....da....da....da.....da.....da....
kemudian la....la.....la....la.....la.
....la Latihan ini bisa dengan huruf konsonan yang lain yang
digabung dengan huruf vokal a
4.
Latihan Tenggorokan
§ Ucapkan lo...la...le...la...lo...-
lo...la...le...la...lo...- lo...la...le...la...lo... lakukan
latihan ini dengan santai, semakin lama semakin keras tetapi tenggorokan jangan
teggang.
§ Nyanyikan
dengan tenggorokan tetap terbuka la...la...la...la...laf...
– la...la...la...la...los... – la...la...la...la...lof...
5.
Berbisik
§ Lavalkan
huruf vokal (a...i...u...e...o...)
tanpa mengeluarkan suara. Dalam latihan ini yang diutamakan adalah kontraksi
otot-otot bibir, wajah dan rahang.
§ Lavalkan
huruf c... d... l... n... r... s...
t... tanpa mengeluarkan suara. Latihan ini juga berfuungsi untuk
melenturkan lidah.
§ Lavalkan
huruf konsonan dengan tanpa mengeluarkan suara.
§ Lavalkan
kata dan kalimat pendek tanpa mengeluarkan suara. Latihan ini diutamakan pengejaan
tiap suku kata, baik dalam kata maupun dalam kalimat.
6.
Bergumam
Fungsi dari bergumam ini adalah sebagai pemanasan
organ produksi suara.
§ Tarik nafas,
tahan, dan hembuskan dengan cara bergumam, fokus gumaman ini pada rongga dada.
Rasakan getaran pada rongga dada pada waktu kita bergumam.
§ Tarik nafas,
tahan, dan hembuskan dengan cara bergumam, fokus gumaman ini pada batang
tenggorokan atau trakea.
Rasakan getaran pada batang tenggorokan pada waktu kita bergumam.
§ Tarik nafas,
tahan, dan hembuskan dengan cara bergumam, fokus gumaman ini pada rongga hidung
atau nasal. Rasakan getaran
pada rongga hidung pada waktu kita bergumam, biasanya ujung hidung kita akan
terasa gatal.
7. Bersenandung
Fungsi dari latihan bersenandung adalah untuk
pemanasan organ produksi suara sekaligus untuk melatih penguasaan melodi.
§ Tarik nafas,
tahan, dan hembuskan sambil bersenandung. Lakukan latihan ini mulai dari nada
rendah sampai nada yang tinggi. Misalnya dengan suku kata NA disenandungkan sesuai dengan
tangga nada (do, re, mi, fa, sol, la,
si, do). Lakukan 8 kali pengulangan.
§ Tarik nafas,
tahan, dan hembuskan sambil bersenandung dengan tidak sesuai tangga nada.
Pendukung Komunikasi Verbal
Suara manusia adalah lambang komunikasi
dan dijadikan lambang benda, gerak, rasa dan buah pikiran, baik yang abstrak
maupun yang kongkrit sehingga menjadi alat tukar pikiran untuk menyampaikan
informasi. Unsur dasar dari bahasa lisan adalah suara, dan prosesnya adalah
suara dijadikan kata dan kata-kata disusun menjadi frasa serta kalimat yang
kesemuanya dimanfaatkan dengan aturan tertentu yang disebut gramatika atau
paramasastra. Pemilihan kata-kata memainkan peranan dalam aturan yang dikenal
dengan istilah diksi. Selanjutnya suara tidak hanya dilontarkan begitu saja
tetapi dilihat dari keras lembutnya, tinggi rendahnya dan cepat lambatnya
sesuai dengan gambaran tentang kondisi dan situasi psikologi, itulah yang
disebut intonasi. Suara juga dipengaruhi oleh hubungan antar otot, hubungan antara
apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya.
1.
Diksi
Diksi sebenarnya berasal dari kata dictionary (kamus) yaitu pemilihan
kata untuk mengekspresikan ide-ide yang tepat dan selaras, bisa juga diksi
diartikan sebagai kata-kata sebagai satu kesatuan arti, tetapi dalam pelatihan
ini, diksi (diction)
dimaksudkan sebagai latihan mengeja atau berbicara dengan keras dan jelas.
Latihan diksi berfungsi untuk memberi kejelasan suara dari kata yang diucapkan.
Banyak pemeran yang menyangka bahwa untuk dapat didengar hanya perlu berbicara
keras, padahal yang dibutuhkan tidak sekedar itu, tetapi dibutuhkan pengucapan
yang jelas. Dalam bahasa Indonesia huruf yang hampir sama pengucapan dan
terdengarnya adalah huruf p
dengan b, t dengan d, dan k dengan g.
Latihan diksi ini dimulai dari membedakan huruf itu, kemudian diaplikasikan
pada kata dan kalimat dari huruf tersebut.
a. Latihan
membedakan huruf p dengan b, t dengan d, dan k dengan g
b. Latihan membedakan hufuf p, b, t, d, k, dan g
dengan cara mengkombinasikan.
c. Latihan ini dilakukan dengan cara menggabungkan
huruf-huruf tersebut di atas dengan huruf vokal. Misalnya pa dengan ba
atau ta dengan da, ki dengan gi dan seterusnya.
d. Latihan diteruskan sudah dalam bentuk kata, misalnya:
-
Apabila
- Perpustakaan
-
Begitu
- Kudengar
-
Menyambut
- Luput
Dan seterusnya, serta cari kata yang dalam suku
katanya ada huruf-huruf di atas.
e. Latihan dengan kalimat.
Latihan ini dilakukan dengan cara mengeja dengan
benar. bacalah dengan pelan-pelan dan rasakan gerak organ produksi suara yang
terlibat serta rasakan posisi organ tersebut.
|
2.
Artikulasi
Artikulasi adalah hubungan antar
otot, hubungan antara apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakanya, karena
artikulasi adalah satu ekspresi gestur yang kompleks. Dari langkah ini kita
akan mulai mengerti gestur vokal dan fisik, serta semua aspek bunyi suara.
Dialog yang ditulis oleh penulis naskah seperti sebuah partitur musik yang
penuh dengan irama, bunyi-bunyian, tanda-tanda yang dinamis dimana semuanya
dibutuhkan untuk karakter peran.
Dalam latihan artikulasi yang perlu
diperhatikan adalah bunyi suara yang keluar dari organ produksi suara. Bunyi
suara yang kita kenal meliputi bunyi suara nasal (di rongga hidung), dan bunyi
suara oral (di rongga mulut). Bunyi nasal muncul ketika langit-langit
lembut di rongga mulut diangkat dan diturunkan, dan membuka jalan untuk aliran
udara lewat menuju rongga hidung dan disana udara beresonansi menghasilkan
bunyi. Bunyi nasal meliputi huruf m,
n, ny, dan ng.
Bunyi suara oral dibagi menjadi dua
yaitu bunyi suara vokal dan bunyi suara konsonan. Bunyi vokal atau huruf hidup
diproduksi dari bentuk mulut yang terbuka, misalnya a, i, u, e, o, dan diftong (kombinasi dua huruf hidup,
misalnya au, ia, ai, ua dan lain-lain). Bunyi konsonan diproduksi ketika aliran
nafas dirintangi atau tertahan di mulut.
Bunyi konsonan dipengaruhi oleh di
posisi mana aliran udara dirintangi dan berapa besar rintangannya, misalnya; gutural yaitu bagian belakang lidah
menyentuh bagian belakang mulut akan menghasilkan bunyi kebisingan yang
nonverbal. Palatal belakang yaitu
bagian belakang lidah diangkat dan bersentuhan dengan langit-langit lembut akan
menghasilkan huruf seperti g. Palatal
tengah yaitu bagian tengah lidah diangkat dan bersentuhan dengan
langit-langit keras akan menghasilkan bunyi k. Dental yaitu lidah digunakan bersama dengan bagian gusi
belakang gigi depan di atas dan menghasilkan bunyi t. Labial yaitu bibir bagian bawah
bersatu dengan gigi bagian atas untuk membuat bunyi huruf f atau bibir
dengan bibir bersatu untuk membuat bunyi huruf b.
Resonansi konsonan lebih kecil
tetapi lebih tajam dibandingkan dengan bunyi resonasi huruf hidup. Konsonan
berarti berbunyi dengan, dan hal ini mengindikasikan bahwa bunyi konsonan itu
sendiri tidak menciptakan satu suku kata tetapi harus dikombinasikan dengan
huruf hidup atau vokal.
a. Latihan Huruf
- Lavalkan huruf-huruf konsonan, dan
rasakan organ produksi suara mana saja yang terpengaruh serta bagaimana posisi
dari organ produksi suara tersebut.
- Lavalkan huruf-huruf vokal, dan
rasakan organ produksi suara mana saja yang terpengaruh serta bagaimana posisi
dari organ produksi suara tersebut.
- Lavalkan huruf-huruf nasal, dan
rasakan organ produksi suara mana saja yang terpengaruh serta bagaimana posisi
dari organ produksi suara tersebut.
- Lavalkan huruf-huruf diftong, dan
rasakan organ produksi suara mana saja yang terpengaruh serta bagaimana posisi
dari organ produksi suara tersebut.
b. Latihan Kata
Lavalkan kata ini, dari tempo lambat ke tempo yang
cepat.
- buru... babi... rubu... bara... babu... baru...
raba... rusa... rubah. Lakukan latihan ini sesering mungkin untuk melemas
organ produksi suara serta cari kemungkinan-kemungkinan kata yang lain.
- burubabibarurusarubah... burubabibarurusarubah.... Lakukan
latihan ini sesering mungkin dan cari kemungkinan-kemungkinan yang lain.
c. Latihan
dengan bunyi nasal
Lavalkan kata-kata yang berawal dan atau berakhir
dengan bunyi nasal.
- Nyanyi........ngambek.......ngungsi.......nyiram.........nyuci.....nyulam
- Makan.........malam..........nasi........nangis.........masak........makar.......
uang.........sayang....... lakukan latihan ini sesering mungkin dan cari
kemungkinan-kemungkinan kata yang lain.
- Makanmalamnasinangis......masakmakaruangsayang.......
lakukan
latihan ini sesering mungkin dan cari kemungkinan-kemungkinan kata yang lain.
d. Latihan
dengan huruf diftong
Lavalkan kata-kata yang mengandung huruf diftong.
- Tua..... dia..... engkau .......
wahai......dua......siang......saing....... lakukan latihan ini sesering mungkin
dan cari kemungkinan-kemungkinan kata yang lain.
- Tuadiaengkauwahaiduasiangsaing..Tuadiaengkauwahaiduasiangsaing.. lakukan
latihan ini sesering mungkin dan cari kemungkinan-kemungkian kata yang lain.
3. Intonasi
Intonasi (intonation) adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada
dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi
menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara. Fungsi dari
intonasi adalah membuat pembicaraan menjadi menarik, tidak membosankan, dan
kata-kata atau kalimat yang kita ucapkan lebih mempunyai makna. Intonasi berperan
dalam pembentukan suatu makna kata, bahkan bisa merubah makna suatu kata.
Intonasi dapat dilatih melalui:
a. Jeda
Jeda
adalah pemenggalan kalimat dengan maksud untuk memberi tekanan pada kata dan
berfungsi untuk memunculkan rasa ingin tahu lawan bicara, maupun penonton.
Misalnya : Berapa lama / saya harus menunggu/……….
b. Tempo
Tempo adalah cepat lambatnya suatu ucapan yang kita
lakukan. Fungsi dari tempo ini adalah untuk menekankan suatu kata yang kita
harapkan masuk ke alam bawah sadar penononton maupun lawan bicara.
Misalnya : Siapa bilang itu tidak
bisa.......... dilakukan.
c. Timbre
Timbre adalah warna suara yang memberi kesan pada
kata-kata yang kita ucapkan. Untuk memunculkan timbre ini dilakukan dengan cara
memperberat atau memperingan tekanan suara kita.
d. Nada
Nada adalah tinggi rendahnya suara kita. Nada ini
sangat berpengaruh pada makna kata yang kita sampaikan kepada komunikan.
(permainan
nada bicara)
Gesture
Gesture adalah sikap atau pose tubuh
pemeran yang mengandung makna dan menimbulkan bahasa tubuh (body language). Ada juga yang
mengatakan bahwa gesture adalah bentuk komunikasi non-verbal yang diciptakan
oleh bagian-bagian tubuh bahkan dapat dikombinasikan dengan bahasa verbal.
Bahasa tubuh dilakukan oleh seseorang terkadang tanpa disadari dan keluar
mendahului bahasa verbal. Bahasa ini mendukung dan sangat berpengaruh dalam
proses komunikasi. Jika berlawanan dengan bahasa verbal akan mengurangi
kekuatan komunikasi sedangkan kalau selaras dengan bahasa verbal akan
menguatkan proses komunikasi. Seorang pemeran harus memahami bahasa tubuh, baik
bahasa tubuh budaya sendiri maupun bahasa tubuh budaya lainnya.
Pemakaian gesture ini mengajak
seseorang untuk menampilkan variasi bahasa atau bermacam-macam cara mengungkapkan
perasaan dan pemikiran. Tetapi gesture tidak dapat menggantikan bahasa verbal
sepenuhnya. Sedang beberapa orang menggunakan gesture ini sebagai tambahan
dalam kata-kata ketika mereka melakukan proses komunikasi.
Manfaat mempelajari dan
melatih gesture ini adalah mengerti apa yang tidak terkatakan dan yang ada
dalam pikiran lawan bicara kita. Selain itu dengan mempelajari bahasa tubuh
kita akan tahu tanda kebohongan atau tanda-tanda kebosanan pada proses
komunikasi yang sedang berlangsung. Bahasa tubuh ini semacam respon atau inpuls
dalam batin seseorang yang keluar tanpa disadari. Sebagai seorang pemeran
gesture ini harus disadari dan diciptakan sebagai penguat komunikasi dengan
bahasa verbal.
Sifat dari bahasa tubuh adalah
tidak universal, maksudnya tidak semua bangsa memiliki arti yang sama untuk
sebuah bahasa tubuh tertentu. Misalnya; orang India, mengangguk tandanya tidak
setuju sedangkan mengeleng artinya setuju, hal ini berlawanan dengan
bangsa-bangsa lain. Tangan mengacung dengan jari telunjuk dan jempol membentuk
lingkaran, bagi orang perancis artinya nol, bagi orang Yunani berarti
penghinaan, tetapi bagi orang Amerika artinya bagus. Jadi bahasa tubuh ini
harus dipahami oleh pemeran sebagai pendukung bahasa verbal.
Macam-macam gesture yang ada dan
dapat dipahami oleh orang lain adalah gesture dengan tangan, gesture
dengan badan, gesture dengan kepala dan wajah, dan gesture dengan kaki. Bahasa
tubuh atau gesture dengan tangan adalah bahasa tubuh yang tercipta oleh posisi
maupun gerak kedua tangan. Bahasa tubuh yang tercipta oleh kedua tangan ini
merupakan bahasa tubuh yang paling banyak jenisnya. Bahasa tubuh dengan tubuh
adalah bahasa tubuh yang tercipta oleh pose atau sikap tubuh seseorang. Bahasa
tubuh dengan kepala dan wajah adalah bahasa tubuh yang tercipta oleh posisi
kepala maupun ekspresi wajah kita. Sedangkan bahasa tubuh dengan kaki adalah
bahasa tubuh yang tercipta oleh posisi dan bagaimana meletakkan kaki.
§ Gesture
Dengan Tangan.
1. Tangan membentuk Piramid menandakan:
sikap percaya diri, dan punya pendapat yang dinyakini kebenarannya.
2. Menggaruk belakang kepala atau leher
menandakan : kesan bohong atau ragu. Kesan ini akan lebih kuat jika dibarengi
dengan memalingkan muka dari lawan bicara kita.
3. Meletakkan
tangan seperti bertopang dagu menandakan kondisi seseorang sedang menganalisis
atau menimbang pembicaraan orang lain. Hindari meletakkan tangan seperti saat
mendengarkan lawan bicara kalau itu tidak mendukung suasana permainan atau
komunikasi.
4. Menjulurkan
tangan kepada lawan bicara dengan telapak tangan di atas, menandakan: kesan
jujur, terus terang. Saat mengatakan suatu fakta atau menanggapi tuduhan yang
tidak benar, lakukan hal ini dengan disertai senyuman datar.
5. Touch atau menyentuh, menandakan: orang mulai merasa
akrab. Gesture ini bisa dimanfaatkan untuk mempercepat keakraban dengan
memberikan sentuhan berupa jabat tangan di awal pertemuan. Sentuhan akan
dianggap netral bila dilakukan di punggung tangan dan dilakukan sealami mungkin
serta tidak kelihatan bernafsu. Sentuhan ini kalau dilakukan di lain tempat
(leher, kepala, bahu, sepanjang lengan) sudah menandakan suatu keintiman, dan
ini hanya boleh dilakukan bila keadaan dan suasana yang inggin diciptakan
memang benar-benar suasana intim.
6. Memukul
anggota badan, menandakan kita sedang kelupaan. Misalnya kita memukul kepala,
dahi, atau paha.
7. Penguasaan
gerakan tangan yang sesuai dengan perkataan, menandakan pembicara adalah orang
berfikir visual. Manfaat dari penguasaan tangan ini adalah untuk meningkatkan
impresi kata-kata serta pembicaraan itu lebih mudah untuk diingat. Gerakkan
tangan ini harus selaras dengan kata yang kita jelaskan.
8. Gesture
dengan tangan ini merupakan gesture yang paling banyak yang dapat diciptakan
apalagi kalau dikombinasikan dengan jari-jari. Misalnya gerakkan tangan dengan
jari-jari yang dikepal menandakan ingin memukul, acungan ibu jari ke atas
menandakan baik, tetapi kalau ke bawah menandakan meremehkan dan masih banyak
lagi sesuai dengan budaya masing-masing.
§ Gesture
Dengan Badan
1. Posisi badan
terbuka menandakan seseorang merasa terbuka dan percaya diri, serta membuat
orang lain merasa anda yakini. Posisi ini tidak boleh dibarengi dengan
menyilangkan kaki (kalau duduk), memasukkan tangan ke dalam saku atau ditaruh
di belakang badan, dan memeluk barang secara defensif karena ini berarti
seseorang sedang tertutup dan sedang tidak ingin diganggu.
2. Forward Lean atau tubuh condong ke depan ke arah
lawan bicara menandakan kita tertarik dengan materi pembicaraan yang sedang
berlangsung. Selain itu, posisi ini membuat lawan bicara merasa nyaman. Gesture
ini bisa dilakukan dengan mencondongkan badan kita menhadap lawan bicara atau
kalau kita di samping lawan bicara berarti kita lakukan dengan agak memiringkan
badan ke arah lawan bicara.
3. Gesture ini
termasuk jarak berdiri dalam berkomunikasi atau Personal space. Gesture dengan jarak berdiri ini ada bermacam
dan harus menyesuaikan dengan budaya komunikasi tersebut. Misalnya orang
Amerika, Eropa, Australia, personal spacenya minimal dua meter jadi lebih
berjarak tetapi bagi orang-orang Timur tengah dan Asia personal spacenya lebih
dekat dan tidak terlalu berjarak untuk menandakan keakraban.
§ Gesture
Dengan Kepala
1. Gesture
senyum menandakan perasaan seseorang sedang senang hati, nyaman, dan setuju
dengan komunikasi tersebut. Penggunaan senyum ini adalah senyum lebih dahulu
berarti merangsang orang untuk cocok dengan kita, gabungan senyum dengan
anggukan kepala menandakan persetujuan.
2. Gestrue
anggukan kepala menandakan persetujuan, afirmasi, akrab, suka. Makna ini
tidak berlaku untuk budaya orang India karena bermakna kebalikannya. Penggunaan
gesture ini pada saat mendengarkan lawan bicara dengan cara menyingkronkan
antara anggukan kepala dengan halus dan posisi mendegarkan. Saat terbaik adalah
disetiap jeda kata lawan bicara atau saat kalimat-kalimat yang memerlukan
persetujuan. Saat mengucapkan kalimat untuk mendapatkan persetujuan termasuk
kalimat perintah.
3. Gesture
dengan kontak mata menandakan keterbukaan dan adanya keterusterangan. Manfaat
gesture ini adalah meningkatkan kepercayaan lawan bicara pada kita dengan cara
selalu bertatapan dengan mata lawan bicara secara hangat. Kontak mata ini harus
dilakukan di daerah sekitar area mata dan hidung, dan jangan memainkan mata
atau tatapan mata di daerah erogen atau erotis, karena akan bermakna lain.
§ Gesture
Dengan Kaki
1. Posisi
berdiri dengan arah telapak kaki terbuka menandakan kita terbuka dengan masukkan
dan ide-ide dari orang lain, begitu juga sebaliknya kalau arah telapak tertutup
dan dibarengi dengan posisi tangan dilipat di dada menandakan kita tertutup
dengan massukkan dan ide-ide dari luar.
2. Posisi duduk
dan mengangkat satu kaki dan kedua tangan di belakang kepala menandakan
seseorang tengah merasa dominan, menantang dan seolah-olah berkuasa.
§ Latihan
latihan gesture dengan permainan
Jabat Tangan
Semua peserta bergerak bebas mengitari ruangan.
pembimbing kemudian memerintahkan untuk saling berjabat tangan pada setiap
orang yang ditemui (berpapasan). Satu pemain berpapasan dengan yang lain,
kemudian saling berjabat tangan, terus berjalan lagi, demikian seterusnya.
Kemudian pembimbing memberikan panduan agar para pemain berjabat tangan dengan
cara yang spesifik dengan berbagai kemungkinan, misalnya;
§
Berjabat
tangan dengan seorang sahabat yang sudah lama tak jumpa.
§
Berjabat
tangan dengan orang yang dicurigai
§
Berjabat
tangan dengan pejabat tinggi negara atau bos besar
§
Berjabat
tangan dengan bekas pacar
§
Berjabat
tangan dengan orang yang memegang rahasia pribadi kita
§
Berjabat
tangan dengan orang yang dibenci
§
Berjabat
tangan dengan orang yang mulutnya bau, dsb.
Seorang psikiater yaitu William
Glasser memiliki teori bahwa sistem kontrol manusia terletak pada kebiasaan. Kebiasaan ini disusun oleh empat komponen yaitu perbuatan, ide, emosi, dan
keadaan fisik. Beliau menyebutkan rancangan sebagai sebuah tingkah laku mutlak
atau total Behavior.
Rancangannya menggunakan kata kerja untuk menjelaskan emosi. Misalnya:
menyedihkan, berarti menjelaskan tingkah laku mutlak yang biasa disebut sebagai
kemuraman atau depresi.
Banyak psikolog menjelaskan emosi
dalam bentuk tiga bentuk dasar atau fundamental yaitu gerakkan fisiologis,
ekspresi tingkah laku (ekspresi wajah, tingkah laku/gerakan-gerakan anggota
tubuh, dan pengalaman secara sadar dari subjek dari emosi. Ketiga atibut ini
sangat diperlukan untuk sebuah kejadian yang penuh dengan pengalaman emosi,
meskipun intensitasnya tidak tetap atau berubah sesuai dengan subjeknya.
Salah satu pengelompokan yang
mendekati dan paling berpengaruh dalam mempelajari emosi adalah milik Robert
Plutchik, yang mengelompokkan dalam delapan emosi pokok, yaitu:
·
Kemarahan
·
Ketakutan
·
Kesedihan
·
Kegembiraan
·
Kemuakan
atau kejijikan
·
Ketertarikan
atau keingintahuan
·
Keterkejutan
·
Kesetujuan
Pemikiran Plutchik ini adalah dasar
pokok dalam putaran evolusioner, yaitu dengan menghubungkan setiap kebiasaan
dengan nilai yang telah berlangsung dalam kehidupan. Sebagai contoh: ketakutan
akan memacu pelarian dari sebuah bahaya, kemarahan akan memacu perkelahian
untuk bertahan hidup. Sifat-sifat ini merupakan warisan biologis dan dibangun
dalam sifat dasar manusia.
Pembelajaran seni teater yang
dilakukan oleh berbagai intitusi banyak terdapat persamaan yaitu sangat menitik
beratkan pada penggunaan ekspresi tubuh. Elemen-elemen ekspresi tubuh yang
merupakan semacam tata bahasa ekspresi (Grammer
of exspresion). Begitu pula tentang suara dan cara-cara pengucapannya
disesuaikan dengan pikiran-pikiran, watak-watak, dan susunan yang bersangkutan
di dalam peran. Seni peran semacam itu telah umum dan sebagai salah satu
prosedur yang berlaku. Pelatihan-pelatihan seni teater banyak mengajarkan gerak
bicara dan gerak tubuh sebagai bahasa seni akting. Aristoteles berpendapat “ barang siapa merenungkan setiap hal pada
tubuhnya yang pertama kali dan asal mula dari pada hal itu, maka ia akan
memperoleh pemandangan yang paling jelas dari pada hari-hari itu.
Kemampuan ekspresi adalah usaha
seorang pemeran untuk meraih ke dalam dirinya dan menciptakan perasaan-perasaan
yang dimilikinya setiap hari, untuk menjadi lebih peka responnya. Seorang calon
pemeran akan berusaha untuk menciptakan sistem reaksi yang beragam yang dapat
memenuhi tuntutan teknis pementasan. Banyak orang yang mengatakan bahwa dia
sudah mengenal dirinya baik dari orang lain maupun dari perasaan diri sendiri.
Tetapi itu belum cukup karena seorang calon pemeran harus mengerti bahwa
kemampuan ekspresi di mulai dari usahanya mendisiplinkan diri. Disiplin yang
berakar dari rasa hormat seseorang kepada dirinya, lawan main, seniman-seniman
lain bahkan kepada khalayak umum yang tidak ada hubungannya dengan dunia
akting.
Dasar dari
kemampuan ekspresi adalah diri pribadi ketika berhubungan sosial dengan orang
lain. Fondasi inilah yang kemudian di atasnya harus dibangun
kemampuan-kemampuan ekspresi diri. Dalam kehidupan sehari-hari seorang calon
pemeran sudah memainkan peran yang berbeda-beda untuk situasi dan penonton yang
berbeda-beda. Misalnya ketika berbincang dengan sahabatnya, atasannya,
pacarnya, kenalan biasa, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dia memiliki postur
tubuh, kualitas suara dan bahasa yang berbeda-beda. Demikian pula halnya
dengan rasa percaya diri, rasa apakah dia menarik atau tidak, dan cara
memproyeksikan pandangan diri orang-orang tersebut tentang dirinya. Semua itu
mempunyai bentuk dan cara yang berbeda-beda, tetapi semua itu tetap mewakili
diri pribadi si pemeran, bukan orang lain. Demikian pula halnya ketika di atas
panggung, dimana pemeran akan memainkan peran yang berbeda-beda tetapi tetap adalah
dirinya sendiri. Segi sosial dari pemeranan ini harus dilatih sedemikian rupa
sehingga dia peka dan memiliki respon yang beragam.
Teknik dasarnya adalah teknik
mendayagunakan peralatan ekspresi pemeran baik ekspresi yang bersifat tubuh
maupun yang bersifat kejiwaan. Fungsi dari teknik ini adalah untuk meningkatkan
keluwesan dan ketahanan tubuh, serta keterampilan gerak dan reaksi. Latihan
teknik dasar pemeranan ini merupakan landasan kuat untuk bangunan penciptaan
peran. Latihan ini harus dilakukan terus menerus, diresapi dan dikuasai sampai
menjadi hal yang bukan teknis. Suatu saat kalau diperlukan teknik-teknik ini
muncul secara spontan, seakan-akan ini merupakan gambaran peran dan bukan hasil
paksaan pemeran.
Latihan – latihan teknik dasar
pemeranan ini terdiri dari latihan tubuh ( dijelaskan lain
kali ), latihan suara atau vokal (sudah dijelaskan di depan), latihan
konsentrasi, latihan imajinasi, latihan ingatan emosi, dan penghayatan emosi.
a. Konsentrasi
Pengertian konsentrasi secara
harfiah berarti memfokus pada sesuatu, sehingga dalam konsentrasi, ada sesuatu
yang menjadi pusat perhatian. Makin menarik pusat perhatian tersebut, makin
sanggup ia memusatkan perhatian. Pusat perhatian seorang pemeran adalah sukma
atau jiwa peran atau karakter yang akan kita mainkan. Segala sesuatu yang
mengalihkan perhatian ataupun yang mempengaruhi konsentrasi seorang pemeran
atas karakter yang dimainkan, cenderung dapat merusak proses pemeranan. Maka
konsentrasi menjadi sesuatu sangat perlu untuk pemeran.
Tujuan dari konsentrasi ini adalah
untuk mencapai kondisi kontrol mental maupun fisik di atas panggung. Ada
korelasi yang sangat dekat antara pikiran dan tubuh. Seorang aktor harus dapat
mengontrol tubuhnya setiap saat dengan pengertian atas tubuh dan alasan bagi
perilakunya. Langkah awal yang perlu diperhatikan adalah mengasah kesadaran dan
mampu menggunakan tubuhnya dengan efisien. Dengan konsentrasi pemeran
akan dapat mengubah dirinya menjadi orang lain, yaitu peran yang dimainkan,
juga agar pemeran bisa mengalami dunia yang lain dengan segenap cita, rasa dan
karsanya pada dunia lain itu.
Dunia teater adalah dunia imajiner
atau dunia rekaan, dunia tidak nyata seorang penulis lakon yang diwujudkan oleh
pekerja teater. Dunia ini harus diwujudkan menjadi sesuatu yang seolah-olah
nyata dan dapat dinikmati serta menyakinkan penonton. Kekuatan pemeran untuk
mewujudkan dunia rekaan ini hanya bisa dilakukan dengan kekuatan daya
konsentrasi. Misalnya seorang pemeran melihat sesuatu yang menjijikan (meskipun
sesuatu itu tidak ada di atas pentas) maka ia harus menyakinkan kepada penonton
bahwa sesuatu ada dan benar-benar nyata di atas pentas. Kalau pemeran dengan
tingkat konsentrasi yang rendah maka dia tidak akan dapat menyakinkan penonton.
1. Latihan
Konsentrasi Pada Lima Indera
Latihan ini dimaksudkan untuk mendapatkan
pengalaman-pengalaman berbagai suasana kemudian disimpan dalam ingatan sebagai
sumber ilham sebagai bahan untuk penciptaan.
§ Indera
Penglihat
- Amati sebuah
benda secara intensif, dan deskripsikan pengamatan anda kepada peserta lain.
- Lakukan
dengan suasana yang santai dan presentasikan sesuai dengan gaya anda.
- Latihan
diteruskan dengan mengamati sekumpulan benda.
- Deskripsikan
hasil pengamatan tersebut termasuk yang menjadi ciri khas dari objek pengamatan
anda.
- Dalam
latihan ini diusahakan dilakukan dengan pengamatan yang sangat jeli dan dalam
suasana santai.
§ Indera
Pencium
- konsentrasi
pada bau yang paling menyengat dan dekat dengan tubuh kita (latihan diusahakan
betul-betul membaui bukan menghayalkan atau berimajinasi tentang bau).
- Kalau sudah
mendapatkan bau tersebut, kemudian simpan dalam ingatan kita. Latihan
dilanjutkan dengan menambahkan jarak dari sumber bau. Kemudian dipresentasikan
sesuai dengan gaya dan cara masing-masing.
- Latihan
indera penciuman ini juga bisa dilakukan menbedakan bermacan-macam bau.
§ Indera
Pendengaran
- konsentrasi
pada sumber suara yang paling lemah dan dekat dengan kita (latihan ini
benar-benar mendengar bukan mengkhayal atau berimajinasi)
- Kalau sudah
mendapat bunyi tersebut, kemudian simpan dalam ingatan kita. Latihan
dilanjutkandengan menambah jarak dari sumber bunyi tersebut. Pada sesi terakhir
presentasikan kepada yang lain sesuai dengan gaya dan cara masing-masing.
- Latihan
mendengar ini bisa dilakukan dengan membedakan bermacam-macam bunyi dan dari
sumber apa bunyi tersebut. Misalnya berasal dari logam, kayu, batu, membran dan
lain-lain.
§ Indera
Pengecap
- Latihan ini
menggunakan stimulus berbagai macam rasa, coba rasakan berbagai macam rasa yang
ada dan ukur kadar rasa tersebut. Kalau rasa itu asin, rasakan rasa asin
tersebut dan sampai seberapa kadar rasa tersebut.
- Latihan ini
dititik beratkan pada sensasi tentang rasa individu bukan tentang rasa
kolektif, karena kadar tentang rasa bersifat sangat individual.
- Simpan
pengalaman tentang rasa tersebut dan jadikan pengalaman batin, karena dengan
konsentrasi dan dibarengi dengan ingatan batin akan dapat diekspresikan tentang
rasa tersebut meskipun tanpa ada yang dikecap.
§ Indera
Perasa Atau Peraba
- Latihan ini
difokuskan pada pembedaan rasa yang tersentuh oleh kulit kita. Latihan bisa
dilakukan dengan cara membedakan rasa kasar dan halus, panas dan dingin, keras
dan lembek dan lain-lain.
- Ambil sebuah
benda dan raba permukaan benda tersebut dari beberapa sisi, bedakan antar
permukaan tersebut. Rasakan betul perbedaan permukaan benda tersebut, kemudian
diskripsikan dengan cara dan gaya masing-masing.
- Jalanlah
pada berbagai macam permukaan jalan, konsentrasi pada telapak kaki kita dan
bedakan permukaan jalan tersebut, simpan ingatan ini sebagai pengalaman batin.
- Lakukan
latihan ini dengan santai dan jangan tergesa-gesa. Ingat, latihan ini tetap
terfokus pada daya konsentrasi kita. Ketika melaksanakan latihan jangan
berfikir yang macam-macam.
2. Latihan
Konsentrasi Dengan Permainan
§ Hitung 20
Semua pesertadalam lingkaran. Cobalah menghitung 1
sampai 20. siapa saja boleh memulai dengan menyebut angka ‘1’, kemudian yang
lain meneruskan secara acak (siapa saja boleh melanjutkan) menyebutkan ‘2’ dan
begitu seterusnya. Jika ada dua peserta menyebutkan angka berbarengan maka
permainan dimulai dari awal lagi.
CATATAN: sebuah permainan yang baik untuk
konsentrasi serta mengontrol emosi
§ 1 bebek, 2
kaki, kwek,.....
Peserta
duduk melingkar. Salah seorang peserta memulai dengan mengucapkan satu
bebek dua kaki wek, peserta berikutnya mengucapkan dua bebek empat kaki kwek,
peserta selanjutnya mengucapkan tiga bebek enam kaki kwek kwek kwek,
demikian seterusnya sampai semua peserta medapatkan gilirannya. Jika terjadi
kesalahan maka permainan dimulai dari awal. Permainan juga bisa dilakukan
dengan instruktur yang menunjuk siapa peserta berikutnya yang mendapat giliran.
CATATAN: Untuk membuat variasi dan
meningkatkan konsentrasi jenis binatang bisa diganti dengan yang memiliki 4, 6,
atau delapan kaki dengan aturan yang sama.
§ Hitung
Bilangan Prima
Latihan ini dilakukan secara kelompok besar.
Langkah pertama menjelaskan aturan main yaitu semua peserta berhitung
mulai dari satu sampai tak terbatas. Setiap peserta yang berhitung dan
mendapat giliran pada bilang prima, peserta tersebut tidak menyebutkan angka
tetapi langsung teriak “PRIMA” terus dilanjutkan berhitung lagi. Misalnya 1, 2,
prima, 4, prima, 6, prima dan seterusnya.
Latihan akan diulang mulai dari satu lagi, apabila ada
peserta yang lupa menyebutkan bilang prima itu dengan angka tersebut bukan
dengan teriak prima.
CATATAN: Latihan ini bisa dimulai dari siapa
saja dan tidak harus yang mulai menyebutkan angka satu pada orang yang sama.
Latihan ini dilakukan secara berurutan baik searah jarum jam maupun
kebalikannya.
§ Boom
Latihan ini juga dilakukan secara kelompok besar.
Aturan permainannya ialah setiap peserta yang mendapat giliran angka 3 dan
kelipatan tiga harus berteriak BOOM. Latihan dimulai dari berhitung mulai dari
1 sampai tak terbatas. Misalnya 1, 2, boom, 4, 5, boom, 7, 8, boom, 10, 11,
boom, boom dan seterus. Latihan akan diulang mulai dari satu lagi apabila ada
peserta yang lupa.
CATATAN: Latihlah sampai angka tertinggi
yang bisa dicapai dalam latihan tersebut. Semakin tinggi angka yang dicapai
maka tingkat konsentrasi dari peserta latihan tersebut semakin baik.
b. Imajinasi
Imajinasi adalah proses pembentukan
gambaran-gambaran baru dalam pikiran, dimana gambaran tersebut tidak
pernah dialami sebelumnya atau mungkin hanya sedikit yang dialaminya. Imajinasi
merupakan proses percobaan pemisahan pikiran dan digunakan untuk menciptakan
teori-teori dan ide-ide berdasarkan fungsinya. Ide-ide ini dapat membawa
kita ke dalam dunia maya dan selanjutnya jika ide tersebut memungkinkann dan
fungsinya nyata maka ide tersebut dapat diwujudkan ke dalam kenyataan.
Belajar imajinasi ini menggunakan
fungsi ” jika ” atau dalam
istilah metode pemeranan Stanislavski menggunakan Magic-If. Latihan imajinasi sebelum memasuki peran yang
akan dimainkan sangat perlu buat pemeran karena berfungsi untuk
mengidentifikasi peran yang akan dimainkan. Selain itu seorang pemeran juga
harus berimajinasi tentang pengalaman hidup peran yang akan dimainkan, kemudian
menyesuaikan dengan pengalaman hidupnya sendiri.
Dalam latihan imajinasi akan ditemui
imajinasi yang tidak hidup, dan imajinasi yang lambat. Untuk mengatasi
imajinasi yang tidak hidup, pembimbing harus mengarahkan dan menghidupkan
imajinasi peserta didik dengan jalan memberikan pertanyaan yang bersahaja.
Peserta didik harus memberikan jawaban dengan proses berfikir, kalau jawaban
tersebut tanpa proses berfikir maka proses ini tidak akan dapat mengembangkan
imajinasinya. Untuk dapat mengembangkan imajinasi maka peserta didik harus
mendekati pokok pembicaraan dengan fikirannya dan dengan jalan berfikir logis.
Latihan imajinasi selalu
dipersiapkan dan diarahkan dengan cara sadar dan mempergunakan logika. Lalu
peserta didik akan melihat sesuatu dalam ingatannya atau dalam imajinasinya.
Untuk sesaat dia akan hidup di alam mimpi, kemudian pertanyaan-pertanyaan
dilontarkan untuk membimbing imajinasinya. Jika ini berhasil, maka dapat
diulangi untuk beberapa kali, dan makin sering peserta didik dapat mengingat
maka makin dalam akar dalam ingatanyan dan makin dalam dia menghayati imajinasi
tersebut.
Untuk menghadapi imajinasi yang
lambat dari peserta didik, pembimbing tidak hanya memberikan pertanyaan tetapi
juga menyarankan sebuah jawaban. Jika peserta didik dapat mempergunakan jawaban
tersebut, maka dia dapat memulai dari sana. Tetapi jika peserta didik tidak
dapat mempergunakan jawaban tersebut maka ia akan merubah dan menggantinya
dengan sesuatu yang lain sampai tercipta sebuah ilusi.
Hal-hal yang perlu diketahui ketika belajar imajinasi;
§ Imajinasi
menciptakan hal-hal yang mungkin ada atau mungkin terjadi, sedangkan fantasi
membuat hal-hal yang tidak ada, dan tidak pernah ada, dan tidak akan pernah
ada. Imajinasi ada tiga jenis yaitu imajinasi yang memiliki inisiatif yaitu
imajinasi yang dapat ditumbuhkan dengan mudah, dan akan berfungsi terus menerus
tanpa mengenal lelah, baik kita sedang bangun maupun kita sedang tidur.
Imajinasi yang tidak memiliki inisiatif yaitu imajinasi yang mudah dibangkitkan
dan bisa berfungsi terus menerus, begitu kita menyarankan sesuatu kepadanya
(imajinasi ini bekerja atas dasar paksaan), dan imajinasi yang menyulitkan
adalah imajiinasi yang tidak peka pada saran-saran.
§ Imajinasi
tidak bisa dipaksa tetapi harus dibujuk untuk bisa digunakan. Imajinasi
tidak akan muncul kalau kita merenung tanpa suatu objek yang menarik.
Objek ini berfungsi untuk menstimulasi atau merangsang kita untuk berfikir,
baik hal yang logis maupun yang tidak logis. Dengan kita berfikir maka
akan terjadi proses imajinasi.
§ Imajinasi
tidak akan muncul dengan pikiran yang pasif, tetapi harus dengan pikiran yang
aktif. Melatih imajinasi sama dengan memperkerjakan pikiran-pikiran kita untuk
terus berfikir. Pikiran ini bisa disuruh untuk mempertanyakan segala
sesuatu. Dengan stimulus pertanyaan-pertanyaan atau menggunakan stimulus
”seandainya” maka akan
menimbulkan atau memunculkan jawaban.
§ Belajar
imajinasi harus menggunakan plot yang logis, dan jangan menggambarkan suatu
objek dengan lebih kurang, umum, kira-kira.
§ Untuk
membangkitkan imajinasi peran gunakan pertanyaan; siapa, dimana, dan apa.
Misalanya siapakah Hamlet itu, maka pikiran kita dipaksa untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Jawaban dari pertanyaan itu bisa dengan hal-hal
yang nyata yang dapat dikumpulkan dari beberapa sumber, bisa juga dengan
jawaban yang bersifat imajinatif.
Latihan-latihan
imajinasi:
1. Latihan
Imajinasi Dengan Asosiasi
- Malapropism adalah merupakan tahap awal dari latihan
asosiasi, guna memancing ide atau imajinasi peserta berdasarkan benda yang
dilihat. Latihan dimulai dari berjalan pelan keliling ruangan, tunjuklah
sembarang benda yang ada di ruang itu dan sebutlah dengan nama yang berlainan.
Misalnya pembimbing menunjuk sebuah poster dan menyebutnya dengan “kertas”.
CATATAN: latihan ini sangat bermanfaat bagi
peserta yang sama sekali tidak bisa berimajinasi atau berasosiasi. Pada tahap
pertama peserta boleh dengan bebas mengganti nama benda yang ditunjuk tetapi
pada akhirnya peserta akan dengan sendirinya menemukan asosiasi dari benda
tersebut, karena sangat sulit pikiran manusia untuk lepas dari asoiasi.
2. Latihan
Imajinasi Dengan Stimulus
- Latihan ini
menggunakan benda untuk stimulus imajinasi. Masing-masing peserta memegang
sebuah sebuah benda, dan benda tersebut diimajinasikan sebagai apa saja. Dalam
latihan gunakan stimulus seandainya.
Misalnya anda memegang sebuah bola, maka imajinasikan ”seandainya” bola tersebut
ingin memakan anda, atau bola tersebut mengajak anda untuk berdansa dan
sebagainya.
- Ajaklah
teman anda dalam latihan imajinasi ini, seandainya teman anda itu adalah sebuah
tanah liat, atau sebatang kayu, buatlah sebuah patung dari teman anda tersebut.
Lakukanlah secara bergantian.
3. Latihan
Imajinasi Tanpa Stimulus
- Jembatan
Tali
Latihan akan berhasil jika kita betul-betul
menghayati dan seolah-olah merasakan serta dihadapkan pada kejadian yang
menuntut kita seperti ini. Latihan ini selain menuntut kita berimajinasi juga
menuntut kepekaan kita.
Bayangkan seutas tali yang direntangkan tinggi di atas
lantai, anda sedang berdiri di atas panggung siap untuk mencoba melintasi tali
itu. Anda ingin melintasi tali itu namun belum merasakan kalau anda akan mampu
melakukannya. Jangan terbuur-buru, tunggu sampai anda mendapatkan gambaran yang
jelas tentang hubungan tali tersebut dengan anda yang berdiri di atas panggung.
Jika anda sudah siap, mulailah perjalanan tersebut. Anda mungkin menemukan
kesulitan, tetapi jangan berhenti. Anda harus tetap mencoba, mencoba dengan
berbagai cara. Jangan tergesa dan tetaplah berkonsentrasi pada perasaan yang
dirasakan. Ketika anda sudah siap biarkan perasaan membuat anda bergerak. Kalau
dalam bayangan anda merasa kesulitan, ekspresikan kesulitan tersebut.
Catatan. Jika pengalaman ini dicoba dengan
hati-hati, sehingga tidak menjadi sebuah kegiatan yang mekanik,
kebanyakan orang akan bisa merasakan keterlibatan yang mendalam.
4. Latihan
Imajinasi Dengan Permainan
- Voly Nama
Permainan voly dengan nama sebagai bola. Pemain di
bagi dalam grup, masing-masing grup terdiri dari 3 atau 6 orang. Dua grup
kemudian dipertandingkan. Permaian voly ini dilakukan dengan pantomim dan
bolanya adalah nama (aturan seperti permainan voly sungguhan). Grup pertama
melakukan service dengan menyebut salah satu nama dari grup lawan, nama yang
dsebut kemudian mengoper bola dengan menyebut nama rekannya, nama rekan yang
disebut kemudian melakukan smash dengan menyebut salah satu nama lawan, nama
lawan yang disebut menerima bola dan mengoperkan dengan menyebut nama kawannya,
demikian seterusnya. Permainan ini akan menarik jika temponya dipercepat.
c. Ingatan Emosi
Emosi secara umum memiliki arti
proses fisik dan psikis yang kompleks yang bisa muncul secara tiba-tiba
dan spontan atau diluar kesadaran. Kemunculan emosi ini akan menimbulkan respon
pada kejiwaan, baik respon positif maupun respon negatif serta mempengaruhi
ekspresi kita. Emosi sering dikaitkan dengan perasaan, persepsi atau kepercayaan
terhadap objek-objek baik itu kenyataan maupun hasil imajinasi.
Ingatan emosi adalah salah
satu perangkat pemeran untuk bisa mengungkapkan atau melakukan hal-hal yang
berada diluar dirinya (Suyatna Anirun, 1989). Sumber dari ingatan emosi adalah
kajian pada ingatan diri sendiri, dan kajian sumber motivasi atau lingkungan
motivasi yang bisa kita amati. Ingatan emosi berfungsi untuk mengisi emosi
peran yang kita mainkan. Seorang pemeran harus mengingat-ingat segala emosi
yang terekam dalam sejarah hidupnya, baik itu merupakan pengalaman
pribadi maupun pengalaman orang lain yang kita rekam. Dengan ingatan emosi ini
kita akan mudah memanggil kembali jika kita perlukan ketika sedang
memainkan peran tertentu.
Menurut Konstantin Stanislavski
ingatan emosi adalah ingatan yang membuat kita menghayati kembali perasaan yang
pernah dirasakan ketika melihat suatu objek yang sama ketika menimbulkan
perasaan tersebut. Ingatan ini hampir sama dengan ingatan visual, yang dapat
menggambarkan kembali secara batiniah sesuatu yang sudah dilupakan, tempat atau
orang, begitu juga ingatan emosi dapat mengembalikan perasaan yang pernah kita
rasakan. Mula-mula rasa itu mungkin tidak bisa diingat, tapi tiba-tiba sebuah
kesan, sebuah fikiran, sebuah benda yang kita kenal mengembalikannya dengan
kekuatan penuh. Kadang-kadang emosi itu sama kuatnya dengan dulu, kadang-kadang
agak kurang kadang-kadang perasaan yang sama dalamnya kembali tetapi dalam
bentuk yang agak berbeda (Stanislavski; 1980).
Ingatan emosi kita sangat dipengaruhi
oleh waktu, karena waktu adalah penyaring yang bagus untuk perasaan dan
kenangan. Waktu juga merubah ingata-ingatan yang realistik menjadi kesan.
Misalnya: kita melihat kejadian yang sangat luar biasa, maka kita akan
menyimpan ingatan kejadian tersebut tetapi hanya ciri-ciri yang menonjol dan
yang meninggalkan kesan, bukan detai-detailnya. Dari kesan tersebut akan
dibentuk suatu ingatan tentang sensasi yang mendalam. Sensasi-sensasi yang kita
simpan tersebut akan saling mengait dan saling mempengaruhi dan dijadikan
sintesis ingatan. Sintesis ingatan inilah yang bisa kita panggil kembali untuk
keperluan pemeranan, karena bersifat subtansial dan lebih jelas dari kejadian
yang sebenarnya.
Ingatan emosi dalam jiwa pemeran
dapat dianalog dengan sebuah almari atau loker tempat penyimpanan. Makin banyak
atau makin tajam ingatan emosi yang kita miliki maka makin kaya kita akan bahan
untuk berkreatifitas. Jika ingatan emosi kita lemah atau sedikit maka
perasaan-perasaan yang dihasilkan tidak akan nyata dan tidak berkarakter. Jika
ingatan emosi kita tajam dan mudah untuk diungkapkan maka kita tidak akan
kesulitan memindah-mindahkan ke panggung dan memainkannya. Kalau simpanan
ingatan emosi kita penuh maka untuk memainkan sebuah peran kita tidak
membutuhkan teknik yang macam-macam karena alam bawah sadar kita akan
mewujudkannya.
Emosi adalah segala aktivitas yang
mengekspresikan kondisi disini dan sekarang dari organisme manusia dan
ditujukan ke arah duniannya di luar. Emosi timbul secara otomatis dan terikat
dengan aksi yang dihasilkan dari konfrontasi manusia dengan dunianya.
Pemeran tidak menciptakan emosi karena emosi akan muncul dengan
sendirinya lantaran keterlibatannya dalam memainkan peran sesuai dengan naskah.
Latihan Ingatan emosi ini akan difokuskan pada latihan terhadap rasa
takut, marah, bahagia, sedih, malu, dan keinginan-keinginan kita
serta latihan achtungspiele
(menceritakan nukilan-nukilan peristiwa atau kegiatan yang telah lampau).
Latihan-Latihan
Ingatan Emosi
§ Latihan
Dengan Rasa
- Duduk atau
berdiri dengan santai, kemudian ingat emosi kesedihan yang mendalam yang pernah
dialami. Latihan ini tidak mengambarkan kesedihan tetapi mengingat-ingat
kesedihan yang pernah dialami.
- Lakukan
latihan ini dengan beragam emosi yang ada, misalnya marah, gembira, malu,
takut, bahagia dan lain-lain.
§ Latihan
Dengan Achtungspiele
- Peserta
duduk melingkar kemudian salah seorang duduk di tengah untuk mempresentasikan
atau menceritakan kejadian yang dialami satu hari sebelumnya. Ceritakan semua
kegiatan sampai detail, semakin detail cerita tersebut semakin baik.
- Lakukan
latihan ini secara bergantian kemudian tingkatkan waktu yangharus diingat,
misalnya dua hari sebelumnya, tiga hari sebelum. Semakin detail dan runtut
cerita tersebut semakin baik. Latihan lebih baik kalau ditambah dengan ekspresi
dan penghayatan yang dirasakan.
§ Latihan
Dengan Game
- Lintasan Emosi
Buat dua kelompok
dan masing-masing kelompok saling berseberangan. Pembimbing menentukan emosi,
misalnya ’sedih’ maka kelompok A mengungkapkan emosi sedih dan melintas
menuju tempat kelompok B, sedangkan kelompok B melintas menuju tempat kelompok
A dengan emosi sebaliknya. Lakukan latihan dengan emosi-emosi yang lain.
Lakukan latihan
dengan penghayatan dan ekspresif serta jangan terburu-buru.
- Tergesa-Gesa Dan Berhenti
Duduk atau berdiri, bayangkan anda merasakan perasaan
tergesa-gesa untuk menyelamatkan diri. Ekspresikan perasaan tersebut dan jangan
ditahan. Ekspresikan perasaan ketakutan dan keinginan untuk menyelamatkan diri
tersebut. Biarkan tangan dan kaki bergerak,
kadang tergesa-gesa kemudian berhenti, atau bergerak dengan hati-hati.
0 komentar:
Posting Komentar