Rabu, 12 Maret 2014

Macam-macam sistem politik


 Setiap sistem politik memiliki cara sendiri-sendiri. Banyak klasifikasi sistem
politik yang diperkenalkan oleh para ahli, di antaranya, sebagai berikut.
A. Almond Powel
Sistem politik terbagi dalam tiga kategori, yaitu
1) sistem primitif yang intermittent, yaitu sistem politik yang
mencerminkan adanya suatu kebudayaan yang samar-samar dan bersifat
agama;
2) sistem tradisional dengan struktur-struktur bersifat pemerintahan politik
yang berbeda-beda dan suatu kebudayaan subjek;
3) sistem modern, di mana struktur-struktur politik yang berbeda-beda
berkembang dan mencerminkan aktivitas budaya politik partisipan.
B. Samuel Huntington
Di dalam bukunya yang berjudul Gelombang Demokratisasi Ketiga, ia
membagi sistem politik dengan tolok ukur pada siapa pemegang kekuasaan
negara dan hasil dari penggunaan kekuasaan tersebut.
1) Sistem politik demokrasi, yaitu pihak yang berkuasa terdiri atas
banyak orang, kekuasaan negara terbatas pada bidang-bidang tertentu,
dan sebagian masyarakat memiliki kebebasan untuk mengatur
kehidupannya sendiri.
2) Sistem politik nondemokrasi, yaitu pihak yang berkuasa terdiri atas
beberapa orang atau kelompok orang, kekuasaan negara meliputi seluruh
aspek kehidupan negara dan masyarakat. Sistem politik ini meliputi
monarki absolut, kediktatoran/otoriter, rezim militer, dan rezim komunis.
C. Fred W. Riggs
Di dalam bukunya yang berjudul Keseluruhan Perbandingan Sistem
Politik, ia membagi sistem politik dengan tolok ukur empat institusi utama di
dalamnya, yaitu eksekutif, birokrasi, legislatif, dan partai politik. Berdasarkan
hal tersebut, sistem politik dibagi menjadi enam macam.
1) Sistem politik asepali, yaitu sistem politik yang tidak memiliki badan
eksekutif, birokrasi, legislatif, dan sistem kepartaian.
2) Sistem politik prosepali, yaitu sistem politik yang tidak memiliki
birokrasi, legislatif, dan sistem kepartaian, tetapi memiliki badan
eksekutif.
3) Sistem politik ortosepali, yaitu sistem politik yang tidak memiliki
legislatif dan sistem kepartaian, tetapi memiliki eksekutif dan birokrasi.
4) Sistem politik heterosepali, yaitu sistem politik yang tidak memiliki
sistem kepartaian, tetapi memiliki eksekutif, birokrasi, dan legislatif.
5) Sistem politik metasepali, yaitu sistem politik yang memiliki eksekutif,
birokrasi, legislatif, dan sistem kepartaian.
6) Sistem politik suprasepali, yaitu sistem politik yang memiliki eksekutif,
birokrasi, legislatif, dan sistem kepartaian, ditambah dengan organ negara
lainnya


FAKTOR PENYEBAB KONFLIK

1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
Asumsi setiap orang memiliki kecenderungan tertentu dalam menangani konflik.
Terdapat 5 kecenderungan:
• Penolakan: konflik menyebabkan tidak nyaman
• Kompetisi: konflik memunculkan pemenang
• Kompromi: ada kompromi & negosiasi dalam konflik untuk meminimalisasi kerugian
• Akomodasi: ada pengorbanan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan
• Kolaborasi: mementingkan dukungan & kesadaran pihak lain untuk bekerja bersama-sama.



STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK
Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.

INTERAKSI WIN –WIN
Berpikir Menang-Menang merupakan sikap hidup, suatu kerangka berpikir yang menyatakan : “Saya dapat menang, dan demikian juga Anda, kita bisa menang”. Berpikir Menang-Menang merupakan dasar untuk dapat hidup berdampingan dengan orang lain. Berpikir Menang-Menang dimulai dengan kepercayaan bahwa kita adalah setara, tidak ada yang di bawah ataupun di atas orang lain. Hidup bukanlah kompetisi. Mungkin kita memang menjumpai bahwa dunia bisnis, sekolah, keluarga, olah raga adalah dunia yang penuh kompetisi, tetapi sebenarnya kita sendirilah yang menciptakan dunia kompetisi. Hidup sebenarnya adalah relasi dengan orang lain. Berpikir Menang-Menang bukanlah berpikir tentang Menang-Kalah, Kalah-Menang, atau pun Kalah –Kalah.
1. Win-Lose (Menang – Kalah).
Paradigma ini mengatakan jika “saya menang, anda kalah “. Dalam gaya ini seseorang cenderung menggunakan kekuasaan, jabatan, mandat, barang milik, atau kepribadian untuk mendapatkan apa yang diinginkan dengan mengorbankan orang lain. Dengan paradigma ini seseorang akan merasa berarti jika ia bisa menang dan orang lain kalah. Ia akan merasa terancam dan iri jika orang lain menang sebab ia berpikir jika orang lain menang pasti dirinya kalah. Jika menang pun sebenarnya ia diliputi rasa bersalah karena ia menganggap kemenangannya pasti mengorbankan orang lain. Pihak yang kalah pun akan menyimpan rasa kecewa, sakit hati, dan merasa diabaikan.
Sikap Menang-Kalah dapat muncul dalam bentuk :
Menggunakan orang lain , baik secara emosional atau pun fisik, untuk kepentingan diri.
Mencoba untuk berada di atas orang lain.
Menjelek-jelekkan orang lain supaya diri sendiri nampak baik.
Selalu mencoba memaksakan kehendak tanpa memperhatikan perasaan orang lain.
Iri dan dengki ketika orang lain berhasil
2. Lose-Win (Kalah – Menang).
Dalam gaya ini seseorang tidak mempunyai tuntutan, visi, dan harapan. Ia cenderung cepat menyenangkan atau memenuhi tuntutan orang lain. Mereka mencari kekuatan dari popularitas atau penerimaan. Karena paradigma ini lebih mementingkan popularitas dan penerimaan maka menang bukanlah yang utama. Akibatnya banyak perasaan yang terpendam dan tidak terungkapkan sehingga akan menyebabkan penyakit psikosomatik seperti sesak napas, saraf, gangguan sistem peredaran darah yang merupakan perwujudan dari kekecewaan dan kemarahan yang mendalam.
3. lose-Lose (Kalah – Kalah)
Biasanya terjadi jika orang yang bertemu sama-sama punya paradigma Menang-Kalah. Karena keduanya tidak bisa bernegosiasi secara sehat, maka mereka berprinsip jika tidak ada yang menang , lebih baik semuanya kalah. Mereka berpusat pada musuh, yang ada hanya perasaan dendam tanpa menyadari jika orang lain kalah dan dirinya kalah sama saja dengan bunuh diri.


4. Win (Menang)
Orang bermentalitas menang tidak harus menginginkan orang lain kalah. Yang penting adalah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Orang bermentalitas menang menjadi egois dan akan mencapai tujuannya sendiri. Jika hal ini menjadi pola hidupnya maka ia tidak akan bisa akrab dengan orang lain, merasa kesepian, dan sulit kerja sama dalam tim.
5. Win-Win (Menang-Menang)
Menang-Menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus menerus mencari keuntungan bersama dalam semua interaksi. Menang-Menang berarti mengusahakan semua pihak merasa senang dan puas dengan pemecahan masalah atau keputusan yang diambil. Paradigma ini memandang kehidupan sebagai arena kerja sama bukan persaingan. Paradigma ini akan menimbulkan kepuasan pada kedua belah pihak dan akan meningkatkan kerja sama kreatif.
KONFLIK ANTAR INDIVIDU
PENGERTIAN KONFLIK
Konflik adalah suatu proses sosial dalam kehidupan sehari-hari yang sering terjadi didalam diri sendiri, orang lain, kelompok dimana salah satu ingin mengalahkan atau menjatuhkan pihak lain dan membuatnya tidak berdaya.


LATAR BELAKANG TERJADINYA KONFLIK
Konflik terjadi karena adanya perbedaan ciri-ciri individu, pola pikir, adat istiadat,  pendapat, keyakinan, dan lain-lain. Dengan diikut sertakannya ciri-ciri  fisik, adat istiadat, dan keyakinan didalam interaksi social maka sangat wajar dinegara kita sering terjadi konflik  karena banyak bermacam suku dan adat istiadat, juga keyakinan.
JENIS-JENIS  KONFLIK
  • konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role)).
  • konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
  • konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
  • konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara).
  • konflik antar atau tidak antar agama.
  • konflik antar politik.
Konflik juga dapat dibedakan menurut pihak-pihak yang saling bertentangan. Atas dasar hal ini , ada 5 jenis konflik , yaitu :
a.         Konflik dalam diri individu.
b.         Konflik antar individu.
c.         Konflik antar individu dan kelompok.
d.         Konflik antar kelompok dalam organisasi      yang sama.
e.         Konflik antar organisasi
KONFLIK ANTAR INDIVIDU
Dalam kehidupan sehari kita selalu merasakan konfllik antar individu, atau suatu perbedaan pendapat atau pola piker kepada orang lain tapi itu merupakan proses pendewesaan diri dan dapat dijadikan sebagai pengalaman dalam hidup kita. Dalam menghadapi konflik juga terdapat strategip-strategi penyelesainnya
Strategi Penyelesaian Konflik
Ada 3 strategi dasar :
  1. Kalah – kalah
  2. Menang – kalah
  3. Menang – menang.





Contoh kasus :
Suatu hari kita sedang mengadakan rapat untuk mengadakan acara musik dan sedang mendiskusikan tema apa yang sesuai, ketika kita mengusulkan tema ternyata ada salah satu anggota tidak setuju dengan tema kita. Kita dapat menggunakan strategi dalam penyelesainnya, apabila kita menggunakan strategi :
Ø  Kalah – kalah  maksudnya masing-masing kedua pihak dikalahkan tidak ada satupun yang menang , cara seperti ini tidaklah efektif karena kedua belah pihak merasa tidak puas dengan keputusan seperti ini dan dapat menimbulkan masalah baru.
Ø  Menang – kalah  maksudnya disini dimana salah satu pihak ada yang dikalahkan dan ada yang dimenangkan, cara penyelesaian seperti ini tidak efektif karena disalah satu pihak ada yang merasa kecewa dan dapat menimbulkan masalah baru.
Ø  Menang – menang maksudnya disini dimana kedua pihak dimenangkan atau diambil kedua pendapatnya, cara seperti ini sangatlah efektif karena tidak ada yang merasa dikecewakan.
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga
membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
v  Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
v  Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

Contoh Konflik


Disini saya mengangkat contoh konflik dalam organisasi yaitu seperti yang terjadi dalam konfliknya PSSI yang sudah lama terjadi dan sampai sekarang belum juga ada penyelsaian yang pasti. Hal ini disebabkan oleh kurang becusnya ketua PSSI tersebut dalam mengelola organisasi itu tersebut.

Padahal organisasi yang sebesar itu yang bernaung langsung dibawah pimpinan Indonesia dan organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation International Football Asosiation). Akan tetapi organisasi ini tidak menunjukan kinerja yang baik dimata masyarakan Indonesia sendiri bahkan dimata dunia.

Hal utama yang menyebabkan organisasi ini gagal dan boleh dibilang kacau dikarenakan oleh pemimpin organisasi PSSI yaitu Nurdin Khalid yang telah gagal dalam memimpin dan mengelola organisasi ini. Sudah banyak kasus yang menimpa ketua umum organisasi ini, yang paling utama adalah kasus korupsi yang Ia lakukan terhadap dana-dana yang harusnya di alokasikan untuk kemajuan sepakbola di negeri kita ini , tetapi malah dimasukan dalam rekening gembung miliknya, dan itu sebagai bukti dia pernah dinyatakan sebagai terpidana atas kasus korupsi dalam PSSI . Dan akibat dari kegagalan itu FIFA melayangkan surat penurunan kepana Nurdin Khalid untuk meninggalkan kursi singgasananya sebagai ketua PSSI , akan  tetapi Nurdin Khalid malah menutupi surat yang dilayangkan FIFA itu dari publik .

Namun pada akhirnya setelah Nurdin Khalid meniggalkan kekuasaannya , kisruh dalam PSSI tidak selesai sampai disitu saja .Perlu sekurang lebihnya 5 sampai 7 kali pemilihan ulang ketua umum PSSI. Namun pada akhirnya Johar Arifin pun menempati posisi yang telah ditinggalkan oleh Nurdin Khalid organisasi PSSI. Dan semoga Johar Arifin bisa memajukan persepakbolaan di negeri kita ini, sesuai yang di harapkan oleh masyarakat dan pecinta suporter INDONESIA.

Proses Pengambilan Keputusan


pemerintah seharusnya lebih selektif dalam memilih orang-orang untuk menjalankan organisasi sebesar PSSI. Seperti yang sudah terjadi belakangan ini, orang-orang yg sebelumnya menjabat sebagai pejabat di DPR ikut turun tangan dan masuk dalam ke organisasian PSSI. Seharus nya di tubuh PSSI ini tidak memerlukan orang politik ada di PSSI. Dan tidak dipungkiri lagi semakin banyak konflik didalam PSSI yang semakin kisruh dan tidak terkendali sampai saat ini. Harusnya pemerintah menyadari dan menindaklanjuti oknum-oknum yang berusaha memecahbelah organisasi PSSI. Dan tak perlu orang politik memasuki organisasi seperti PSSI. Dan lebih baik lagi sebagai individu yang baik dan warga Indonesia yang jujur segera memperbaiki organisasi yang langsung diamati oleh FIFA ini. Dan tidak mencoreng nama baik Negara Kesatuan Republik Indonesia.






NAMA: MUH­­_ZULKHAIRI
KELAS: XI TSM 2
NO ABS: 19

0 komentar:

Posting Komentar