Tugas seni budaya
Pendekatan karakter peran

Di susun oeleh:
kelompok 4
SMKN ! MODEL SELONG
Pendekatan
karakter peran
Ketika seorang pemeran
mendapatkan peran yang akan dimainkan, maka tugas pemeran adalah menciptakan dan memainan peran tersebut. Bahan penciptaan
peran adalah seluruh diri pemeran dan pendekatan memainkan peran tersebut
sesuai dengan pendekatan yang di ajukan oleh Rendra yaitu pendekatan secara
imajinatif dan pendekatan secara terperinci. Pendekatan imajinatif adalah
pendekatan yang spontan dan otomatis. Seakan-akan dengan sekali membaca,
pemeran sudah bisa menangkap peran yang akan dimainkan. Pendekatan ini bisa terjadi kalau perasaan
pemeran peka, kecerdasanya tinggi dan intuisinya terhadap peran sangat tajam
(Rendra; 1985).
Pendekatan secara
terperinci adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengumpulkan
keterangan-keterangan mengenai peran, lalu meneliti dan menguraikan
keterangan-keterangan kemudian menyim- pulkannya. Pendekatan ini adalah
pendekatan yang sangat dasar yang dilakukan oleh seorang pemeran. Pendekatan
dan cara kerja ini oleh Rendra disebut dengan jembatan keledai. Urutan kerjanya
adalah sebagai berikut.
5.6.1 Mengumpulkan Tindakan Pokok Peran
Langkah ini bertujuan untuk
mengetahui tindakan apa saja yang dilakukan oleh peran terhadap perkembangan
perannya sendiri maupun perkembangan lakon tersebut. Kalau dalam teater daerah
tindakan pokok peran ini ditentukan oleh sutradara. Misalnya, peran adipati, tindakan pertama adalah memimpin
pertemuan agung, kemudian dia mendapat laporan tentang kerusuhan yang terjadi
di wilayah kedipaten tersebut. Tindakan
kedua adalah memimpin memberantas kerusuhan tersebut dan mendaptkan
rintangan-rintangan. Tindakan ketiga
adalah mengatasi rintangan tersebut dengan berbagai cara. Tindakan keempat adalah menerima
kenyataan tindakan tersebut baik berupa kekalahanmaupun kemenangan.
Sedangkan pada teater yang berdasarkan
pada naskah lakon maka tindakan pokok peran ini dasar analisisnaskah tersebut. Misalnya:
peran Raja Lear, tindakan pertama adalah
membagi kerajaannya dan mengharapkan pujian dari anak-anaknya. Tindakan kedua
adalah menghadapi kenyataan bahwa anak-anaknya tidak sesuai dengan harapannya. Tindakan ketiga adalah bagaimana Raja
Lear keluar dari kerajaannya dan hidup menderita. Tindakan keempat adalah bagaimana dia menjadi gila dan ingin balas
dendam terhadap putri-putri yang mengusirnya. Tindakan kelima adalah bagaimana Raja Lear menghadapi kenyataan
bahwa akan bertemu dengan putri tercintanya tetapi kemudian mati dipelukannya.
Tindakan pokok peran ini akan mengarahkan pemeran tentang bagaimana cara
memainkan peran tersebut sesuai dengan perkembangan peran dalam lakon.
5.6.2 Mengumpulkan Sifat dan Watak Peran
Langkah ini bisa ditempuh dengan
menganalisis sifat dan watak peran dalam naskah lakon. Setelah mendapatkan
semua bahan kemudian dihubungkan dengan tindakan-tindakan pokok yang harus
dikerjakan, kemudian ditinjau mana yang memungkinkan ditonjolkan sebagai alasan
untuk tindakan-tindakan peran. Misalnya, peran Raja Lear, mempunyai sifat yang
suka dipuji, tidak suka dibantah, berwibawa, pemarah, keras kepala, pandai,
suka mengutuk, sudah pikun, pendendam, dan galak. Sifat-sifat ini kemudian
dihubungkan dengan tindakan-tindakan pokoknya. Ketika raja Lear membagi
kerajaannya berdasarkan dari pujian dari putri-putrinya, dan salah satu
putrinya tidak memuji, maka Raja Lear murka dan memutuskan hubungan keluarga.
Paduan antara sifat peran dan tindakan pokok inilah yang harus dimainkan oleh pemeran
dan seolah-olah itu adalah sifat dan
tindakan pemeran.
5.6.3 Mencari Penonjolan Karakter
Mencari bagian-bagian dalam
naskah yang memungkinkan untuk ditonjolkan dari peran tersebut. Langkah ini
dilakukan untuk memberi gambaran sifat peran yang akan dimainkan. Misalnya,
peran Raja Lear adalah gambaran dari orang yang suka dipuji, maka seorang
pemeran harus menonjolkan sifat itu ketika ada kesempatan dalam suatu adegan.
Penonjolan ini bisa digambarkan dengan pose tubuh, tingkah laku, cara bebicara,
dan ekspresi muka.
5.6.4 Mencari Makna Dialog Mencari makna dari
dialog-dialog peran.
Dialog-dialog peran terkadang
menggunakan bahasa sastra atau kiasan yang mempunyai makna tersirat. Tugas
seorang pemeran adalah mencari makna yang tersirat tersebut sehingga dimengerti. Kalau memahami makna kata
tersebut, maka dapat mengekspresikan baik lewat bahasa verbal maupun bahasa
tubuh.
Misalnya, dialog Raja Lear
di bawah ini.
Begitu? Nah, kejujuranmu hendaknya Jadi maskawinmu ! Demi
sinar suci surya’ Demi hikmah Hecate yang gelap, demi Khasiat falak yang
memangku hidup dan mati Sekarang kulempar tiap kewajiban orang tua, Tiap
pertalian keluarga dan darah; mulai kini Sampai selamanya kaulah asing bagiku
dan bagi Hatiku. Orang Scyth yang biadab, Orang yang melulur anaknya sendiri
Agar puas laparnya, dia sama dekatnya Ke hatiku untuk belas dan bantuanku,
dengan kau, bekas anakku.
(dikutip dari Raja Lear karya William Shakespeare,
terjemahan Trisno Sumardjo)
Kutipan dialog di atas menunjukkan karakter Raja Lear yang
keras, penuh nafsu, mudah naik darah, dan tidak bijaksana. Anak yang
disayanginya menjadi tidak diakui lagi bahkan sangat asing baginya. Sampai Raja
Lear mengibaratkan bagai orang Scyth
yang tega memakan anaknya sendiri sebagai pemuas rasa laparnya.
5.6.5 Menciptakan Gerak Ekspresi Menciptakan
gerakan-gerakan dan ekspresi peran.
Langkah ini bisa dilakukan ketika
pemeran benar-benar merasakan gejolak batin atau emosi ketika mengucapkan
dialog. Kalau pemeran tidak merasakan itu, maka gerak dan ekspresi yang timbul
bersifat klise atau dibuat-buat.
Misalnya, dialog Raja Lear di bawah ini.
Begitu? Nah, kejujuranmu hendaknya Jadi maskawinmu ! Demi
sinar suci surya’ Demi hikmah Hecate yang gelap, demi Khasiat falak yang
memangku hidup dan mati Sekarang kulempar tiap kewajiban orang tua, Tiap
pertalian keluarga dan darah; mulai kini Sampai selamanya kaulah asing bagiku
dan bagi Hatiku. Orang Scyth yang biadab, Orang yang melulur anaknya sendiri
Agar puas laparnya, dia sama dekatnya Ke hatiku untuk belas dan bantuanku,
dengan kau, bekas anakku.
(dikutip dari Raja Lear karya William Shakespeare,
terjemahan Trisno Sumardjo)
Ketika mengucapkan,
“Begitu? Nah, kejujuranmu hendaknya jadi mas kawinmu” posisi masih duduk,
tetapi ditambah menoleh kearah Cordelia. Kemudian mulai berdiri dan menghadap
ke depan agak menengadahkan kepala ketika mengucapkan, “Demi sinar suci
surya” dan seterusnya. Terus melihat
Cordelia ketika mengucapkan, “mulai kini sampai selamanya kaulah asing bagiku
dan hatiku”. Gerak-gerakan dan ekspresi
yang diciptakan harus mendukung dialog-dialog yang diucapkan. Kalau gerak dan
ekspresi itu tidak mendukung maka dialog yang diucapkan dan gerakan yang
diciptakan tidak akan berkualitas. Jadi gerakan dan ekspresi yang diciptakan
harus mendukung apa yang diucapkan, begitu juga sebaliknya ucapan yang
dilontarkan harus mendukung gerak dan ekspresi.
5.6.6 Menemukan Timing Menemukan timing yang
tepat, baik timing gerakan maupun timing dialog.
Langkah selanjutnya adalah mulai
menganalisis dialog peran dengan cara membagi dialog tersebut menjadi
bagian-bagian kecil yang disebut dengan beat. Beat adalah satuan terkecil dari
dialog yang mengandung satu permasalahan. Fungsi dari langkah ini adalah untuk
mengetahui makna yang sebenarnya dari dialog tersebut. Kalau sudah diketahui,
maka bisa diucapkan dengan timing yang tepat serta dipertegas dengan gerakan.
Misalnya, dialog antara Regan dan
Oswald pada lakon Raja Lear karya William Shakespeare.
REGAN : Tentara Iparku sudah di medan? OSWALD : Sudah,
Nyonya. REGAN : Dia sendiri memimpin? OSWALD : Ya, Terpaksa, tapi Kakak nyonya
lebih berjiwa prajurit.
REGAN : Edmun tak
berjumpa tuanmu di rumahnya? OSWALD : Memang tidak. (dikutip dari Raja Lear karya William
Shakespeare, terjemahan Trisno Sumardjo)
Dialog nomer 1 sampai dengan nomer 4 adalah satu beat karena mengandung satu permasalahan pembicaraan,
sedang dialog di bawahnya sudah beda permasalahan. Kalau pemeran mengetahui
beat ini maka dia bisa merancang kapan dialog tersebut diberi tekanan untuk
mempertegas makna dan kapan bergerak. Jadi ucapan-ucapan yang disampaikan
mengandung makna dan gerakan-gerakan dan ekspresi yang diciptakan bisa
mendukung makna dari ucapan.
5.6.7 Mempertimbangkan Teknik Pengucapan Langkah
ini dilakukan untuk memberikan tekanan dan penonjolan watak peran.
Setelah dialog dalam beat dibagi-bagi, maka tinggal
mempertimbangkan bagaimana cara mengucapkan dialog tersebut. Apakah mau diberi
tekanan pada salah satu kata, diucapkan dengan dibarengi gerak, diucapkan dulu
baru bergerak, atau bergerak dulu baru diucapkan. Harus diingat bahwa pemberian
tekanan pada dialog atau gerak-gerak yang diciptakan harus mempunyai tujuan
yaitu penggambaran watak peran yang dimainkan.
5.6.8 Merancang Garis Permainan Permainan teater
dibangun berdasarkan hukum sebab akibat atau aksi dan reaksi.
Aksi dan reaksi pemeran iakan
menggerakkan plot. Dengan demikian lakon akan berjalan sesuai dengan rancangan
yang dibuat oleh penulis lakon dan sutradara.
Pemeran juga berkewajiban membuat rancangan garis permainan di atas
pentas sehingga setiap peran mengalami perkembangan menuju titik klimaks. Garis
permainan hampir sama dengan tangga dramatik lakon. Tindakan-tindakan peran
yang kuat dihubungkan dengan gambaran watak peran yang kuat pula. Misalnya,
rancangan garis permainan dari peran Raja Lear pada lakon Raja Lear Karya William Shakespeare. Pada awalnya Raja
Lear sangat bijaksana dan tindakannya penuh dengan perhitungan, kemudian mulai
ada kenaikan emosi dan tindakan yang menguat karena ada penentangan. Tingkat
emosi dan tindakan Raja Lear kembali datar tetapi dengan bergulirnya lakon
garis permainan mulai mengalami kenaikan dan terus naik sampai klimak pada saat
mengetahui bahwa anak yang paling disayang mati. Setelah sampai pada klimaks
maka tingkat emosional dan tindakan-tindakan Raja Lear semakin menurun sampai
akhirnya mengalami kematian.
5.6.9 Mengkompromikan Rancangan Peran Rancangan
peran yang telah ditentukan oleh pemeran selanjutnya dikompromikan dengan
sutradara.
Tugas utama seorang pemeran
adalah merancangkan dan menciptakan peran yang akan dimainkan. Perancangan peran
yang diciptakan dari hasil analisis peran, observasi, dan interpretasi harus
dikompromikan dengan sutradara. Sedetail apapun rancangan peran yang diciptakan
tetapi tetap harus kompromi dengan imajinasi dan rancangan sutradara sebagai
perangkai dari keseluruhan artistik di atas pentas. Misalnya, merancang peran
Raja Lear, secara fisik sesuai dengan penggambaran peran dalam naskah lakon,
secara psikologis sesuai dengan analisis, cara bergerak dan bicara sesuai
dengan imajinasi. Rancangan ini kemudian dipadukan dengan rancangan peran Raja
Lear yang dibuat oleh sutradara. Hasil dari perpaduan ini memunculkan peran
Raja Lear tetapi suaranya kurang berat dari rancangan, atau gerakannya kurang
perkasa meskipun sudah tua dan lain-lain. Hasil perpaduan dengan sutradara
inilah yang akan dimainkan.
5.6.10 Menciptakan Bisnis Akting dan Blocking Bisnis
akting
adalah gerakan-gerakan kecil yang diciptakan
untuk mendukung gambaran peran yang dimainkan. Bisnis akting ada yang
dipengaruhi emosi bawah sadar, tetapi ada juga yang diciptakan dengan
kesadaran. Gerakan bawah sadar dipengaruhi oleh keadaan emosi jiwa pemeran. Terkadang sangat merugikan tetapi
bisa juga sangat menguntungkan kalau gerakkan tersebut sesuai dengan emosi peran.
Misalnya, gerakan memasukan tangan dalam saku, bersedekap, menaruh kedua tangan
di belakang tubuh. Bisnis akting harus disadari dan diciptakan oleh
pemeran agar gerakan ini bisa menjadi suatu ciri khas dari peran tersebut. Misalnya, peran yang dimainkan mempunyai
kelainan pada mata, maka gerakan-gerakan yang mendukung pada kelainan mata
tersebut harus diciptakan. Blocking
adalah pengaturan posisi pemeran di atas panggung. Dalam membuat blocking
seorang pemeran harus sadar terhadap ruang karena posenya akan dinikmati oleh
penonton. Pemeran juga dua belas area permainan. Dalam pembuatan blocking ini
seorang pemeran harus berkoordinasi dengan sutradara, karena dia juga berhak
dan mempunyai tujuan tertentu atas penempatan posisi pemeran dalam pementasan.
5.6.11 Menghidupkan Peran Dengan Imajinasi
Setelah tahapan kerja dalam memerankan
karakter di atas, maka tinggal memainkan
karakter tersebut dalam sebuah latihan bersama. Dalam memainkan karakter ini
akan terasa kering dan tidak hidup ketika tidak melibatkan imajinasi. Proses
imajinasi bisa dilakukan dengan jalan memusatkan pikiran dan perasaan kepada
pikiran dan perasaan peran yang dimainkan. Setiap detail dari karakter peran
yang akan dimainkan, diciptakan melalui imajinasi. Gambaran tokoh mulai dari
penampilan fisik harus diciptakan dengan jelas. Semua gambaran imajinasi
tentang tokoh benar- benar dibangun dan senantiasa dimasukkan dalam pikiran,
sehingga seolah-olah tokoh tersebut dikenal dengan baik. Semakin sering
imajinasi ini dibangun dengan konsisten maka semakin yakin bahwa pemeran adalah
tokoh tersebut. Keyakinan ini akan membawa pengaruh besar dalam penampilan di
atas panggung. Setelah gambaran fisik tokoh lekat dalam pikiran maka kemudian
gambaran kejiwaan tokoh tersebut harus diciptakan. Setiap detil watak atau
sikap yang mungkin akan diambil oleh tokoh dalam satu persoalan benar-benar
diangankan. Perubahan perasaan dan mental tokoh dalam setiap persoalan yang
dihadapi harus benar-benar dirasakan. Dengan merasakan dan memikirkan jiwa
peran, maka perasaan dan pikiran peran tersebut menjadi satu dengan jiwa dan
muncullah sebuah permainan yang menyakinkan. Apabila penonton bisa dinyakinkan
dengan permainan, maka komunikasi yang terjadi antara penonton dan tontonan
menjadi lancar.
5.6.12 Mengasah Faktor Ilham dan Imajinatif
Langkah kerja dalam memerankan
karakter yang telah disebutkan di atas adalah langkah kerja secara teknis dan
permainan yang teknis adalah permainan yang tidak hidup. Untuk menghidupkan
peran yang dimainkan dibutuhkan faktor ilham dan imajinasi. Kedua faktor ini
berhubungan dengan bakat. Apabila kurang berbakat maka pemeran hanya sampai
pada jembatan keledai tersebut. Faktor bakat ini hanya bisa di atasi dengan
kerja keras. Dengan kerja keras dan latihan berulang-ulang akan memunculkan
suatu insting. Insting inilah yang dibutuhkan untuk menggantikan bakat
Nama kelaopok 4 :
Ø Muh Zulkhairi
Ø Syamsul
mujahidin
Ø M Efi
efendi
Ø Prihatin
Ø Suhnendra
thnx infonya
BalasHapus